Lawang Sewu, Sejarah di Pusat Kota
Kota
Semarang, salah satu kota yang memiliki beberapa landmark yang terkenal,
seperti Tanjung Mas, Simpang Lima dan Lawang Sewu. Kata Lawang Sewu berasal
dari bahasa Jawa yang berarti lawing = pintu dan sewu = seribu, apabila
dirangkai akan menjadi seribu pintu atau dalam bahasa Inggris Thousand doors.
Lawang
sewu merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda. Bangunan ini awalnya
dibangun sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta yang membangun jalur
kereta api pertama kali di Indonesia. jalur tersebut menghubungkan antara
Semarang dengan Yogyakarta dan Surakarta. Pembangunan jalur kereta api itu pun
dikerjakan oleh arsitek yang berkebangsaan Belanda, Prof. Jacob. F. Klinkkhamer
dan B.J. Ouendag.
Bangunan
ini digunakan sebagai kantor NIS sejak Juli 1907 kemudian digunakan sebagai
kantor transportasi Jepang pada tahun 1942-1945. Lawang sewu memiliki lima
gedung, yakni dua gedung utama dan tiga gedung kecil. Bangunan ini dinamakan lawang
sewu karena memang banyak sekali pintu yang ada di bangunan ini meski saya
tidak tahu persis jumlahnya berapa.
Dengan
membayar biaya tiket masuk sebesar Rp 10.000,- saya sudah bisa melihat-lihat
lima gedung yang ada di komplek lawang sewu. Lawang sewu merupakan bangunan
yang penuh makna bahkan desainnya pun sudah luar biasa. Hal ini dibuktikan
dengan adanya ruang bawah tanah di gedung B dengan tinggi sekitar satu meter.
Fungsi dari ruang bawah tanah itu adalah untuk menampung air yang dapat
mendinginkan bangunan itu pada musim panas.
Di
gedung A juga menemukan hal yang menarik yakni hiasan di kaca bangunan yang ada
di lantai dua bagian belakang. Di gedung A, Anda juga bisa menemukan ruang
bawah tanah. Tapi saya tidak tahu, ruang bawah tanah tersebut menuju ke mana
dan berakhir di mana.
Komentar
Posting Komentar