Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Modul 4: Collaborative Learning Fostering Student Motivation and Engagement

Required reading: collaborative learning by Char Heitman Collaborative learning adalah sebuah pendekatan yang digunakan dalam pendidikan yang mana sekelompok murid bekerja bersama sama mendiskusikan sebuah topik, menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan sebuah tugas atau menciptakan sesuatu.  Berpikir kritis adalah berpikir secara seksama untuk menyelesaikan sebuah masalah, atau menganalisa fakta untuk membuat sebuah kesimpulan. Manfaat collaborative learning - menanamkan pembelajaran dan HOTS siswa cenderung mengingat sesuatu yang mereka dapatkan dari rekan mereka atau dari kerja kelompok. Dalam pemebelajaran kolaboratif, siswa praktek secara langsung, misalnya mendengarkan dan mengeksplor materi pembelajaran -real world skills development: mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah, menciptakan dan menyelesaikan projek serta berkomunikasi dengan rekan dalam tim tentang tugas dan projek mereka.  - inclusive and social skills: dengan kerja kelompok siswa akan belajar tentang beberapa

Cascading New Knowledge Report: FSME 2022

Module 3: Differentiated Instruction  Who: teachers, tutors, students, friends What: QARs Where: blog. So I write a post about QARs in my blog and then share the link so others could find and read it.  Why: reading level in Indonesia is quite low, so by employing or adapting QARs would be able to improve the reading interest in Indonesia Result/outcome: i would try to implement it next semester in two different level education (formal and non formal).  Additional thought:

FSME Active Portofolio

Module 2 activities activity 1: develop poster together activity 2: panhellenic theatre in education platform "changing the plot". teacher reads the story, and students express some emotion from the story. (such as read and mime/expression) activity 3: guess the false one / two truths and one lie. getting to know each other. each student write 3 sentences about themselves (2 correct and one false). other student guesses the correct and may go to the next stage. activity 4: what I like about you. describing friends (skills, abilities) in the form of pictures.  activity 5: the board game. work as a team / individual to answer the questions Module 3 activities activity 1: no blank sheet syndrome. brainstorming for writing. think about proper vocabs, contrast or paraphrase the words.  activity 2: make it clear and teach your peer activity 3: hot potato strategy. a set of question. use balls to ask students to answer the questions. activity 4: free study time. outside the class. s

Modul 3 Fostering Students Motivation and Engagement

Pilihan dan Motivasi Using Raphael's QARs as Differentiated Instruction with Picture Books oleh Chin-wen Chien Artikel ini bercerita tentang pengajaran bahasa Inggris di Taiwan yang saya rasa mirip dengan di Indonesia di mana sepertiga murid tidak pernah belajar bahasa Inggris dan mungkin sepertiga yang lain pernah membaca novel Harry Potter. Guru perlu untuk membuat perbedaan dalam metode instruksi mengajar, mereka secara sadar dan berkelanjutan membuat konten, proses, dan hasil pembelajaran yang mudah diakses oleh semua siswa, tanpa memandang suku, agama, bahasa, etnis, atau membedakan kemampuan mereka. Salah satu teknik yang diterapkan oleh Chin Wen dikelasnya adalah Question Answer Relationship atau yang dikenal dengan QARs. QARs dianggap efektif utuk mendukung pemahaman murid dalam membaca dan keahlian bertanya di level yang berbeda. Chine Wen kemudian mendeskripsikan tentang empat type QARs dari Raphael dan kemudian juga menjelaskan tentang manfaatnya dalam keterlibatan siswa

Examples of building up activity for community

name of activity: develop poster together specific purpose: develop team teamwork, develop self confidence, develop presentational skill, speaking and writing skills time needed: 30-45 minutes material: big paper, colored markers, sticky notes activities:   - teachers explain to the students about the project that they will do, for example writing a poster about independence day and tell the students that they should work in group of 3 - students decide their team and start to work together by dividing what they will draw in their paper  - once students finish their poster, they will present to other team about the poster that they make. - other students give stars to score their friends' poster - poster that receives the most starts is the winner name of activity: finding mr X specific purpose: getting to know each other time allocation: 1 hour materials: piece of paper, pen activities: - class divides into two group. group A: write the characters on the paper, group B: find the m

Tugas Modul 2: Analisis Kebutuhan FSME 2022

Langkah 1: Membaca contoh analisis kebutuhan yang sudah ada Dari contoh lembar analisis kebutuhan yang ada, ada pengantar terlebih dahulu dari peneliti, seperti tentang alasan kenapa menggunakan bahasa tertentu dalam analisis kebutuhan, bagaimana responden harus menjawab angket tersebut, dan jenis pertanyaan apa saja yang diajukan.  Contoh pertenyaan analisis kebutuhan: 1. Apa yang kamu paling suka dan paling tidak suka tentang pelajaran bahasa Inggris? Pilihannya menulis kreatif, menulis esai, tata bahasa, membaca berita, membaca, lagu, musik, kosa kata, buku teks.  2. Contoh apa saja yang membuatmu penyukai pelajaran bahasa Inggris? 3. Bagaimana cara terbaikmu untuk belajar? 4. Apa yang kamu sering lakukan untuk bersenang-senang di luar kelas? 5. Apa yang mau kamu lakukan setelah lulus dari program ini? Langkah 2: Menulis analisis kebutuhan Langkah 3: Mengumpulkan tugas Dan ini adalah contoh analisis kebutuhan yang saya buat. institusi: LPK penerbangan usia siswa: lebih dari 18 tahun

10 Peribahasa dalam Bahasa Inggris yang sering kita jumpai dalam Bahasa Indonesia

1. Piece of cake = gampang banget, tidak membutuhkan banyak usaha contoh:  A: How was your mid-test? B: It was a piece of cake.  2. To feel under the weather = tidak enak badan contoh: I don't think I will go to your party. I'm feeling a bit under the weather. 3. Don't judge a book by its cover = Jangan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja contoh:  A: She is very pretty and rides a lux car. She must get it from her parents. B: Don't judge a book by its cover, dude. Actually, she bought it by herself.  4. Break a leg = semoga berhasil contoh:  Break a leg, Bro!. I believe you can get the first rank! 5. A blessing in disguise = hal buruk yang memberikan hal baik di kemudian hari contoh: Missing her flight becomes a blessing in disguise for her because she meets her old friends.  6. Call it a day = berhenti bekerja, berhenti melakukan apapun yang sedang dilakukan karena dirasa sudah cukup contoh: We have been working in this project for 3 months but no resu

Nebus Kacamata Pakai BPJS

 Kali ini mau berbagi tentang cara menebus kacamata di optik menggunakan BPJS mandiri. 1. Datang ke faskes tingkat 1 ya untuk minta surat pengantar. 2. Kunjungi ke optik rekanan BPJS yang ditunjuk sesuai dengan lokasi. Misalnya kalau faskes tingkat 1 adalah Puskesmas Tawangsari maka optik rujukannya adalah Optik Asih yang ada di Kabupaten.  3. Kalau sudah di optik, serahkan surat yang diberikan dari faskes tingkat 1 kepada petugas optik. Petugas optik akan memeriksa surat tersebut dan melakukan pemeriksaan mata untuk mengetahui tingkat minus atau plus mata.  4. Setelah selesai diperiksa akan diberi tahu tingkat minus dan plusnya lalu diminta balik ke faskes tingkat 1 untuk minta stempel. 5. Nah, minta stempel ini harus beda hari ya. tidak boleh dihari yang sama. Datang ke faskes tingkat 1 di hari yang berbeda dan mengantri. nanti akan mendapatkan surat tambahan dari faskes tingkat 1 untuk dibawa ke optik. 6. kalau sudah dapat surat tambahan tersebut, balik lagi ke optik untuk milih kac

Community Building & Need Analysis

Di minggu kedua dari kelas MOOC FSME ini, belajar tentang motivasi dan kebutuhan (needs). Adanya kebutuhan dan motivasi dilihat dari komunitasnya dulu. Bandura (2000) menyampaikan bahwa grup itu sendiri memiliki level kepercayaan dan motivasi tertentu.  Lalu, cara mengetahui kebutuhan murid, yaitu dengan content needs, learning preferences, dan personal needs.  Content needs berkaitan dengan kebutuhan bahasa siswa dan pengetahuan bahasa siswa, seperti apa tujuan mereka belajar bahasa Inggris,   keahlian apa yang kelihatannya penting untuk mereka, sub keahlian apa yang mereka miliki lebih bagus atau yang lebih lemah. Learning preferences berkaitan dengan bagaimana siswa tertarik untuk belajar. Apakah mereka tertarik untuk melakukannya secara berkelompok atau sendiri, apa mereka menyukai tantangan dan pembenaran langsung yang kadang membuat mereka nerves, apakah mereka memiliki pembelajran yang aktif, dinamik dan kinestetik.    Personal needs bersifat individu untuk setiap murid, apakah

Desain Produk dan Kemasan Produk

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kemasan suatu produk, yakni: 1. First Principle Thinking (FPT) melihat target market dari berbagai sudut pandang (dari produsen, konsumen, distributor, penyedia bahan baku, dll), selain itu juga dari sudut 5W + 1H sehingga produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan pasar (fit to market product) sehingga menjadi solusi dari permasalahan yang ada atau menjadi alternatif dari solusi yang diperlukan. Kemasan juga harus melambangkan nilai desain (value desain), nilai merek (value brand), nilai kemasan (mudah dibawa, praktis, ramah lingkungan, warna menarik, desain unik, kekinian, ukuran pas, dll).  2. Fit to market product (FMP) produk atau jasa yang dihasilkan adalah dibutuhkan dan sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini harus didasarkan data, misalnya dari BPS atau Statistika atau juga bisa dengan riset kecil yang kita lakukan ke orang - orang sekitar kita.  3. Most Valuable Product (MVP) berkaitan dengan efektifitas dan efis

ARCS Model

Gambar
 ARCS Model adalah model pendekatan intruksi yang berofkus pada aspek motivasi dari lingkungan pembelajaran. ARCS merupakan singkatan dari attention, relevance, confidence dan satisfaction. Model ini diciptakan oleh John Keller sekitar tahun 1980an. Ada dua bagian penting dari model ARCS ini yakni satu set kategori yang menggambarkan empat komponen motivasi yakni memunculkan minat, menciptakan relevansi, mengembangkan harapan untuk kesuksesan, dan menghasilkan kepuasan melalui penghargaan ekstrinsik atau instrinsik (Keller, 1983).  Bagian kedua dari model ARCS adalah proses dalam mendampingi guru untuk menciptakan hal-hal yang akan memotivasi untuk pemelajar.  Ada 4 model dari desain motivasi yakni difokuskan kepada pemelajar (perseon-centered), difokuskan pada lingkungan (environmentally-centered), difokuskan pada interaksi (interaction-centered) dan difokuskan pada banyak hal (omnibus model)

Membina motivasi dan keterlibatan siswa

 Bulan ini, Juli 2022, saya berkesempatan untuk mengikuti sebuah kelas daring yang diadakan oleh OPEN Network. Kelas yang saya ikuti adalah membina motivasi dan keterlibatan siswa atau judul aslinya adalah fostering students motivation and engagement (FSME).  Kelas ini akan berlangsung selama dua bulan, yakni bulan Juli dan Agustus 2022. Selama 2 bulan ini, saya akan belajar 8 modul tentang memotivasi siswa, yakni modul 1 tentang konsep utama dan trend saat ini, modul 2 tentang community building dan analisis kebutuhan, modul 3 tentang instruksi yang berbeda, modul 4 tentang collaborative learning, modul 5 tentang project based learning, modul 6 tentang games dan gamification, modul 7 tentang formative assessment, dan yang terakhir modul 8 tentang refreksi dan rencana kedepan.  Kali ini, saya akan membahas tentang modul 1. Modul 1 membahas tentang konsep utama dan trend motivasi saat ini. motivasi adalah hasrat, keingingan, dan antusas yang memicu tingkah laku yang berorientasi tujuan.