Lesson Learn: Belajar Menanam Cabai

Bagi saya, cabai itu merupakan hal penting dan kata orang Jawa ni, masakan itu rasanya hambar kalau tidak ada rasa cabai. Meski tahu rasa cabai itu pedas, masyarakat tetap saja mengkonsumsi cabai, meski harganya mahal. Pada saat harga cabai mahal, kurang lebih sekitar Rp 130.000,-/kilo, masih ada yang suka makan cabai. Beli nasi geprek yang harganya Rp 13.000,- dan minta cabai 10. Tuh mba cantik yang beli apa tidak kepedesan ya. Jujur, saya heran plus kagum melihatnya.

Karena saya suka cabai dan harga cabai mahal, saya mencoba menanam cabai sendiri. Dengan modal Rp 5.000,-, saya sudah mendapatkan bibit tanaman cabai sebanyak 15 batang. Kemudian dengan memanfaatkan plastik bekas dan kotoran sapi, saya menanam bibit tanaman cabai itu. Ini pertama kali bagi saya menanam cabai.

Setelah beberapa minggu berlalu, tanaman cabai yang saya beli sudah tumbuh semakin besar. Namun, keanehan pun muncul. Daun-daun tanaman cabai saya menggulung dan menjadi keriting. Saya pikir itu karena sakit, maka say potong daun itu. Kemudian, muncul tunas baru dan hasilnya masih sama, yakni daun-daunnya menggulung dan menjadi keriting.

Usut punya usut dan setelah tanya ke sana ke mari, saya melakukan kesalahan dalam penyiapan media tanam. Saya tidak seharusnya menggunakan 100% kotoran sapi untuk menanam, namun mencampurnya dengan tanah murni. Karena kesalahan terletak di awal proses, tanaman cabai yang saya tanam tidak begitu bagus dan saya mencoba untuk menanam lagi dengan menggunakan media tanam yang sudah saya campur yakni antara tanah dan kotoran sapi.

Hari ini, saya menanam beberapa bibit tanaman cabai dan mari kita lihat hasil akhir dari tanaman tersebut. Salam produktif! Menjadi generasi muda yang peduli dan aktif untuk menciptakan kehidupan lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EAP: Reading text for nursing students

Simple Past Tense

KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN (2)