Sarasehan BIPA 2

Meski baru berkecimpung di dunia BIPA namun saya berterima kasih karena saya memiliki teman-teman yang saling mendukung satu sama lain, saling berbagi ilmu dan mengkritisi untuk kemajuan bersama. 

Saya ini merupakan orang yang sangat minim informasi tentang kegiatan BIPA seperti kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (BBY DIY). Jum'at, 28 April 2017 BBY DIY mengadakan Sarasehan BIPA atau yang disingkat dengan nama SARABIPA dan kegiatan ini adalah kegiatan kedua. SARABIPA kali ini akan membahas tentang merancang dan mengembangkan materi ajar BIPA berbasis video yang disampaikan oleh Wisma Bahasa dan Ibu Wira. 

Oleh-oleh dari acara SARABIPA#2 yang diadakan
oleh Balai Bahasa IY
Pertama, saya akan mengulas tentang materi yang disampaikan Ibu Wira tentang merancang materi ajar BIPA berbasis video. Apa yang disampaikan oleh Ibu Wira adalah hasil dari workshop-workshop yang diselenggarakan oleh SEAMEO. Pembelajaran melalui video itu sangat membantu pembelajar dalam mempelajari bahasa karena pembelajar mudah mengingat dengan melihat (83%), mendengar (11%), dan kegiatan lainnya (6%) (SOVOCOM Company, USA-1980). 

Video sangat membekas untuk pembelajar karena pembelajar dapat melihat dan mendengar pada waktu bersamaan, dapat melihat pergerakan/perpindahan yang dilakukan serta bersifat dinamis. Selain itu, video merupakan media yang sederhana namun mudah untuk dibuat dan dipahami. Sebelum membuat video untuk media ajar, perlu dicermati terlebih dahulu aspek-aspek penting dalam membuat video, mencakup usia pembelajar, tujuan dari video itu apakah untuk materi pendukung atau untuk belajar mandiri, serta level dari pembelajar.

Kedua, saya akan mengulas tentang materi yang disampaikan oleh Bapak Rusdianto dan Bapak Agus dari Wisma Bahasa, Yogyakarta. Dari presentasi beliau, saya sadar bahwa ada banyak program yang dapat digunakan untuk mengedit video. Selama ini saya menggunakan Wavepad dan ternyata masih ada banyak program yang dilengkapi dengan fitur yang menarik, seperti yang dimiliki oleh Camtasia studio. Dengan menggunakan Camtasia studio, kita bisa mengurangi kebisingan yang ada pada saat melakukan rekaman dan menyisipkan kuis di tengah - tengah video. Fitur lainnya hampir mirip seperti yang dimiliki oleh WavePad seperti memotong video, menggabungkan video, dan memasukkan musik. Namun sayangnya, Camtasia studio ini adalah program berbayar, jadi pengguna harus membayar setelah masa coba gratis selama satu bulan telah habis. 

Kesimpulannya:
Pembelajar bahasa dewasa seperti pembelajar bahasa anak-anak. Mereka lebih cepat mengerti dengan menggunakan media video. Anak-anak bisa melihat dan mendengar apa yang dikatakan di video tersebut (silent period) kemudian mereka akan menyerap apa yang mereka dengar kemudian mempraktekkannya jika mereka sudah siap. Penggunaan video dalam proses pembelajaran juga diakui oleh pembelajar dewasa (adult learners) kalau mereka ingin materi yang disampaikan dilengkapi model dalam bentuk video. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EAP: Reading text for nursing students

Simple Past Tense

KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN (2)