Airterjun Madakaripura: Sebuah Ulasan

Halo.....
Apa kabar?

Kemarin saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu air terjun yang ada di Probolinggo. Akses ke air terjun ini belum begitu nyaman namun sudah ada upaya dari penduduk setempat untuk membuat senyaman mungkin. 

Nama
Nama air terjun ini adalah Madakaripura. Kata Mada berasal dari nama seorang patih di Majapahit, yakni Gajah Mada. Maka dari itu bisa kita lihat patung Gajah Mada di pintu masuk air terjun. Pura merupakan tempat sembahyang umat hindu di Indonesia. Kalian juga akan menemukan pura di dekat patung Gajah Mada. Pura tersebut terletak bersebelahan dengan mushola. Sedangkan kara Kari, saya belum menemukan artinya. Ada yang taukah?. Informasi dari Mas Adji, seorang teman yang membawa kami ke air terjun ini mengatakan bahwa di air terjun ini dulunya ada gua yang digunakan Gajah Mada untuk semedi atau menyediri. Namun sayang, waktu saya ke sana saya tidak menemukan gua tersebut. 

Lokasi
Pintu masuk ke air terjun
Air terjun ini terletak di Dusun Brangah, Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Letak air terjun ini tidak begitu jauh dari Gunung Bromo. Jadi, kalau kalian mau ke Gunung Bromo, kalian juga bisa ke air terjun ini. Sekali dayung, dua - tiga pulau terlampaui. 

Usaha madu yang dimiliki warga setempat.
Sebagian jalan yang menuju ke lokasi air terjun tidak begitu bagus (ada jalan yang rusak) namun masih bisa dilalui Sewaktu memasuki pintu gerbang, kami diharuskan membayar uang parkir mobil sebesar Rp 8.000,-. Jarak dari pintu gerbang tersebut ke tempat parkir masih cukup jauh. Akhirnya, sampailah kita di tempat parkir. Di tempat parkir, kalian akan menemukan penduduk lokal yang menjajakan dagangannya. Ada juga yang akan menawari Anda ojek ke pintu masuk air terjun. Mereka akan menawari Anda jasa ojek dari tempat parkir ke pintu masuk air terjun dengan biaya Rp 10.000,- per orang. Kalau Anda, suka jalan kaki, tidak masalah. Waktu itu, saya dan teman-teman saya memilih untuk jalan kaki. Kata penduduk lokal tidak jauh, hanya 5 KM. Namun setelah kami jalani, wahhhhh lumayan jauh juga. Jalannya bergelombang dan menanjak. Namun, itu sepadan dengan pemandangan yang kita temui sepanjang jalan, misalnya rumah lebah yang dikerjakan oleh penduduk sekitar, menyapa penduduk setempat, dan melihat pemandangan sekitar. 
Di tengah-tengah perjalanan ke pintu masuk air terjun, kami masih ditawari ojek oleh penduduk setempat dan harganya jauh lebih murah, yakni sekitar Rp 5.000,- untuk satu orang. Jauh lebih murah bukan?!.

Jalan yang berbatu yang harus dilalui.
Setibanya kami di pintu masuk air terjun, kami membayar Rp 11.000,- per orang untuk tiket masuk ntuk wisatawan lokal dan Rp 21.000,- untuk wisatawan asing. Kami masih harus berjalan dari pintu masuk air terjun ke lokasi air terjun dan jaraknya sekitar 1,5 KM (informasi dari petugas tiket). Setelah jalan beberapa meter, kami bertemu dengan warga lokal yang sedang menebang kayu dan kami berbincang-bincang dengan mereka. Dah wohooo kata mereka, jarak dari pintu masuk air terjun ke lokasi air terjun sekitar 2 KM!!. 

Jalan menuju lokasi air terjun cukup jauh. Di sepanjang jalan, kami menikmati pemandangan yang serba hijau serta beberapa air terjun kecil. Selain itu, kami juga menemukan berapa pipa air, namun sayang beberapa ada yang bocor. Saya lihat sudah ada upaya dari dinas terkait untuk mengembangkan wisata ini, yakni dengan adanya jembatan di pinggir tebing. 

Setelah berjalan sekian menit, akhirnya kami sampai juga ke air terjun. Ada tiga air terjun di lokasi ini namun hanya satu yang kelihatan. Untuk menikmati dua air terjun yang lainnya, kami harus melalui air terjun yang pertama. Tentu kami tidak ingin basah kuyup karena masih harus menempuh perjalanan ke Lamongan. Untung ada penduduk lokal yang menawarkan jas hujan, kantong hp dan sandal. Kami memilih jas hujan saja. Lepas sepatu, sisihkan celana, sisihkan lengan baju dan kami siap untuk melewati air terjun. 


Dan tadaaa... Inilah air terjun yang tersembunyi :)
Jalanan berbatu tetapi tidak licin. Terkadang, kami memilih untuk menyusuri sungai namun kadang kami memilih untuk berjalan di bebatuan karena sungai yang dilalui cukup dalam. Kami harus memanjat tebing untuk sampai ke air terjun kedua dan ketiga. Tidak banyak, hanya beberapa meter, mungkin dua atau tiga meter saja. Dan tadaaaaaaa, akhirnya kami sampai.... Indah, cantik, bersih, dan sejuk. Apa yang kami lakukan setimpal dengan apa yang kami peroleh :).

Overall, this waterfall is recommended for those who want to enjoy the natural beauty and fresh water. 

Note:
Sebenarnya, mobil pengunjung masih bisa masuk dari tempat parkir mobil ke pintu masuk air terjun karena saya melihat ada mobil pick up milik warg
a lokal yang digunakan untuk mengangkut kayu.


Biaya
1. Parkir: Rp 8.000,-
2. Tiket masuk: Rp 11.000,- (wisatawan domestik)
3. Ojek: Rp 10.000,- 
4. Jas hujan: Rp 5.000,-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

EAP: Reading text for nursing students

Simple Past Tense

KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN (2)