Extensive Reading with Alan Maley
Richard Day pada tahun 2002 sudah mengeluarkan karakteristik tentang ER. Maley (2008) juga membahas ER pad atahun 2008. Nah, berikut adalah dasar-dasar untuk kesuksesan program ER:
1. Murid banyak dan sering membaca
2. Ketersediaan jenis teks dan topik yang berbeda yang dapat dipilih oleh siswa
3. Teks tidak hanya menarik tapi juga menyenangkan
4. Murid memilih apa yang akan mereka baca
5. Tujuan dari membaca adalah fokus di kesenangan, informasi dan pemahaman secara umum
6. Membaca adalah penghargaannya
7. Tidak ada tes, latihan, pertanyaan dan kamus
8. Materi seputar tentang kompetensi bahasa siswa
9. Aktifitas membaca dilakukan secara individu dan tenang
10. Membaca cepat, bukan lambat dan berhati-hati
11. Guru menjelaskan tentang tujuan dan prosedur dengan jelas, kemudian memonitoring dan membantu siswa
12. Guru sebagai model, yang berpartisipas bersama dengan siswa.
Model di atas mirip dengan tujuan membaca L1 yang dicetuskan oleh Atwell (2006) yang sebelumnya dicetuskan sebagai FEVER (Free Voluntary Reading), USR (Uninterrupted Silent Reading), SSR (Sustained Silent Reading), DEAR (Drop Everything and Read), dan POWER (Positive Outcomes While Enjoying Reading).
Waring (2000, 2006) menyebutkan bahwa ada banyak manfaat yang didapat dari ER. Selain itu, Day dan Bamford (1998), Paul Nation (1997, dalam bukunyayang berjudul The Special Issue of the Language Teacher), dan Krashen (2004 dalam bukunya The Power of Reading) juga memberikan bukti tentang manfaat ER. Sebagai tambahan, Jurnal Reading in a Foreign Language dan The International journal of Foreign Language Learning merupakan sumber yang bagus tentang ER.
Lalu, apa maksud dari semua itu? Apa sebenarnya kegunaan ER?
1. ER membangun learner autonomy
Membaca dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Murid dapat memulai atau berhenti sesuai kehendak mereka. Mereka juga dapat memvisualisasikan dan menginterpretasikan apa yang mereka baca dengan acara mereka sendiri. Mereka dapat mebuat pertanyaan secara implisit atau eksplisit, memperhatikan fitur bahasanya serta membuat mereka terbawa suasana.
2. ER memberikan input yang dapat dipahami (comprehensible input)
Membaca membantu siswa untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang mereka dapat. Sangat tidak mungkin bagi siswa untuk menguasai bahasa asing dengan keterbatasan waktu yang mereka dapat di sekolah dan salah satu cara yang mungkin adalah dengan kegiatan yang berulang dan banyak yang mana ditawarkan oleh ER.
3. ER meningkatkan kompetensi berbahasa secara umum
ER memiliki pengaruh yang menyebar dari kompetensi membaca terhadap kemampuan berbahasa yang lainnya, seperti menulis, berbicara dan syntax (Elley, 1991). Day dan Bamford (1998) juga menyebutkan hal yang serupa bahkan mereka juga menyatakan bahwa ER terbukti meningkatkan kemampuan verbal siswa. Jadi, ER bermanfaat tidak hanya untuk kemampuan membaca tapi juga kemampuan yang lainnya.
4. ER membantu untuk menambah pengetahuan dunia secara umum
Siswa cenderung memiliki pengalaman dan pengetahuan yang terbatas. ER membuka jendela dunia melalui perspektif yang berbeda dari buku-buku yang mereka baca.
5. ER memperkuat dan menambah kosakata
Kosakata tidak akan diperoleh melalui satu kegiatan saja, tetapi melalui kegiatan yang berulang. Di dalam ER, terdapat pengulangan kata dan frasa dalam konteks sehingga siswa mendapatkan proses untuk memahami kata tersebut. Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang pemerolehan kosakata melalui ER (Day et al 1991, Nation dan Wang 1999, Pigada dan Schmitt 2006). Teorinya Michael Hoey tentang lexical priming (Hoey 1991, 2005) juga mendukung tentang pengaruh dari berbagai tekanan (multiple exposure) terhadap language items di konteks.
6. ER meningkatkan keahlian menulis
Antara keahlian membaca dan menulis memmiliki link yang sudah bagus. Semakin banyak kita membaca, maka semakin lebih baik tulisan kita. Tapi bagaimana proses tersebut terjadi masih belum dipahami (Kroll, 2003) tapi fakta menunjukkan bahwa hal tersebut terbukti (Hafiz dan Tudor 1989). Hoey (2005) menyebutkan bahwa semakin sering kita mempelajari bahasa melalui membaca, maka tata bahasa kita akan semakin lebih baik karena dibutuhkan sewaktu menulis dan berbicara .
7. ER menciptakan dan meningkatkan motivasi untuk membaca
Sejalan dengan pemikiran Krashen "home run' book: my first" bahwa bacaan tdak cukup hanya interesting (keingintahuan, mendapatkan perhatian), tapi harus compelling (membangkitkan minat, perhatian dengan cara yang menarik). Sebagai contoh adalah novel Harry Potter.
Ada beberapa alasan kenapa guru bahasa tidak begitu sering mengimplementasikan ER di kelas mereka:
1. waktunya tidak cukup
2. terlalu mahal
3. ketidaktersediaan materi bacaan
4. ER tidak dilinkan ke silabus dan ujian
5. keterbatasan pemahaman tentang ER dan manfaatnya
6. tekanan yang didapat oleh guru dari silabus dan buku teks yang digunakan
7. pertahanan dari guru yang merasa susah untuk berhenti mengajar dan membiarkan proses pembelajaran mengambil alih
Tapi, anehnya, ada suatu hal yang serius yang jarang disinggung (elephant in the room), yakni budaya internet dari kaum milenial. Adanya peran dari non-linear reading yang dilakukan oleh kaum milenial (Murray and Macpherson 2005, Richards 2000, dan Ferradas Moi 2008) serta refleksi tulisan dari Johnson 2006.
Sekali lagi, ER sangat bagus untuk guru dan untuk pengembangan diri. Berikut adalah manfaat ER bagi guru bahasa:
1. Menjadi manusia seutuhya yang mamu menolong meuridnya adalah inti dari pengajaran yang kadang diabaikan dalam pengajaran bahasa asing (Peter Lutzker).
2. ER membiasakan guru terbiasa dengan bahasa Inggris (up to date), baik tentang dunia pengajaran atau yang berkaitan dengan dunia luar
3. ER membantu guru untuk menggunakan bahasa Inggris mereka
4. ER menjadikan guru sebagai role model (contoh) karena guru sering meminta murid mereka untuk membaca namun mereka sendiri jarang membaca.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar